Buleleng, GlobalNetizen.id – Hari Raya Galungan yang jatuh pada Budha Kliwon Dungulan, Rabu (19/11/2025), kembali membawa suasana religius yang mendalam bagi umat Hindu di seluruh Bali. Sejak fajar menyingsing, umat mulai melaksanakan persembahyangan di merajan keluarga sebelum melanjutkan piodalan ke berbagai pura kahyangan.
Di Kabupaten Buleleng, Pura Melanting di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, menjadi salah satu pusat persembahyangan dengan jumlah pemedek terbanyak. Pura yang dikenal memiliki taksu kuat dalam aspek rejeki, perdagangan, serta keselamatan ini selalu menjadi tujuan utama bagi umat, khususnya pelaku usaha dan pedagang.
Terpantau umat tampak datang silih berganti membawa banten pejati, canang sari, dan sarana persembahyangan lainnya.
Aroma dupa, denting genta para pemangku, serta alunan kidung menciptakan atmosfer sakral yang menyelimuti pelataran pura. Pecalang dan pengayah sigap mengatur jalur keluar-masuk umat agar prosesi berjalan tertib dan nyaman, meski jumlah pengunjung terus meningkat hingga siang hari.
Pura Melanting telah lama diyakini sebagai tempat memohon kelancaran usaha dan keselamatan hidup. Karena itu, pemedek yang datang tidak hanya berasal dari kalangan pedagang, tetapi juga masyarakat umum yang berharap memperoleh restu Ida Ratu Niang Melanting.
Salah seorang pemedek asal Busungbiu, Jro Komang Ayu Restini, mengaku merasakan keheningan batin setiap kali bersembahyang di tempat suci ini.
“Setiap datang ke sini hati saya selalu lebih ringan. Sebagai pedagang, saya memohon agar usaha diberkati dan rejeki keluarga tetap lancar,” ujarnya seusai persembahyangan.
Mangku Pemucuk Pura Melanting, Ida Mangku Kade Temanja, menjelaskan bahwa ramainya pemedek mencerminkan keyakinan umat terhadap kuatnya taksu pura tersebut.
“Di sini taksunya dagang ada, taksunya balian juga ada. Karena itulah apa pun yang dipohon umat biasanya terisi. Itu yang membuat Pura Melanting selalu ramai,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa Pura Melanting tidak hanya dipadati pemedek saat Galungan.
“Yang paling ramai biasanya Sabtu Purnama Umanis dan akhir pekan,” imbuhnya.
Di area parkir dan sekitar pura, sejumlah pedagang turut merasakan dampak positif dari padatnya arus pemedek. Salah seorang pedagang, Bu Jro, menyebutkan bahwa kepadatan sudah terlihat sejak pagi.
“Dari jam delapan sudah ramai sekali. Biasanya banyak pemedek yang sampai mekemit,” ujarnya.
Perayaan Galungan di Pura Melanting tidak hanya menjadi momentum spiritual, tetapi juga memperkuat rasa syukur umat Hindu atas kemenangan Dharma serta kedekatan mereka dengan leluhur dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Hingga sore hari, pemedek masih terus berdatangan. Para pemangku, pengayah, dan pecalang bekerja sama menjaga kelancaran rangkaian yadnya di salah satu pura yang menjadi pusat harapan dan keberkahan bagi banyak pedagang maupun masyarakat umum di Bali. (Smt)

Social Header