Breaking News

Diamnya Pemda Dinilai Restui Kades Bermasalah Balik Kuasai Desa Kusubibi

Foto/Mantan Kepala Desa Kusubibi

GlobalNetizen.id – Wacana pengembalian Muhammad Abdul Fatah sebagai Kepala Desa Kusubibi, Kecamatan Bacan Barat, kembali menghangat dan memantik kecaman keras. Publik menilai diamnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Selatan sebagai bentuk restu terselubung terhadap kembalinya kades bermasalah itu, Kamis (25/9).

Audit Inspektorat Halmahera Selatan menemukan kerugian Dana Desa sebesar Rp993 juta pada tahun anggaran 2024. Angka hampir satu miliar rupiah ini kini tengah diselidiki Polres Halmahera Selatan. 

Namun di tengah proses hukum berjalan, justru muncul isu pengembalian jabatan kepada Abdul Fatah, yang sebelumnya telah resmi diberhentikan oleh Bupati Hasan Ali Bassam Kasuba atas desakan masyarakat.

Ketua DPD Lembaga Kajian dan Investigasi Nasional (LKIN) Maluku Utara, Ridwan Jafar, dengan tegas menolak wacana itu.

“Kasus Abdul Fatah masih dalam penyelidikan kepolisian, temuan inspektorat jelas mendekati satu miliar rupiah. Kalau Bupati atau Pemda berani mengembalikan jabatan itu, sama saja mempermalukan pemerintah daerah dan menampar wajah masyarakat,” tegas Ridwan

Nada serupa datang dari warga Kusubibi. Mereka menyebut wacana tersebut sebagai bentuk pengkhianatan terhadap aspirasi rakyat.

“Uang desa hampir satu miliar raib, pelayanan publik hancur, sekarang mau dikembalikan lagi? Itu pelecehan bagi kami! Kalau Pemda diam saja, artinya mereka ikut bermain. Kami bisa turun aksi kalau ini dipaksakan,” ujar seorang warga dengan nada marah.

Sejumlah tokoh masyarakat bahkan menuding Pemda terlalu pasif dan tidak menjalankan fungsi kontrol.

“Pemda jangan cuma jadi penonton. Diamnya Pemda justru membuat publik percaya bahwa ada permainan politik. Kalau Abdul Fatah benar dipulangkan, Pemda harus ikut bertanggung jawab,” kata seorang tokoh masyarakat Bacan Barat.

Hingga berita ini diturunkan, baik Bupati Halmahera Selatan maupun jajaran Pemda belum memberikan klarifikasi resmi. Bungkamnya dua institusi ini justru memperkuat kecurigaan publik bahwa ada lobi politik kotor yang tengah bekerja di balik isu pemulangan Abdul Fatah ke kursi Kepala Desa Kusubibi.

Warga pun memberi ultimatum keras.
“Kalau Bupati dan Pemda berani kembalikan Abdul Fatah, maka jangan salahkan masyarakat. Kami siap turun jalan, bahkan menduduki kantor bupati untuk menuntut keadilan. Desa ini bukan milik segelintir elit, tapi milik rakyat Kusubibi,” tegas salah seorang warga dengan penuh emosi.



Redaksi
© Copyright 2022 - Global Netizen